Menampung tulisan yang terlalu panjang untuk dijadikan status atau pun kicauan. Semoga tulisannya bermanfaat. Enjoy reading!!! Comments are welcomed.
Sunday, May 7, 2017
A Loner
Changing my direction to get a bigger home
I used to think it would get rid of my loneliness
Leaving dearest friends and relatives to be closer to more beloved ones
It seemed to sail smoothly in spite of small waves hitting me
I never imagined that new boat I was sailing on would make me lost in a huge storm
I thought we could stick together during the storm and stay together till we find an island to settle down
The storm ended but it made us separate
I was left behind on an almost sinking boat while the others swim together to get a safer place
I was betrayed by high expectations I once imagined
Now, I am lost in a giant wave
I have nowhere to go
I have nothing but loneliness within
After all I was a loner
And I am a loner, now
Friday, July 8, 2016
Frozen
This iceberg is covering the small flesh Freezing and hardening makes it heartless Alone in the midst of a storm
Looking for companions to get warm
Thursday, December 24, 2015
Toleransi Antara Natal dan Maulid Nabi
Lagipula, kenapa yang digaungkan untuk dilarang hanya Selamat Natal saja? Bagaimana dengan perayaan agama lain seperti Nyepi, Galungan, Waisak dan Imlek? Apa karena mereka lebih minoritas jadi jarang sekali digaungkan himbauan seperti itu? Jika ingin adil, seharusnya himbauan seperti itu yang mereka pampang saat ini juga mereka pampang saat hari besar agama lainnya.
Saya pribadi melihat himbauan larangan ucapan Selamat Natal ini lebih berpotensi untuk memecah belah umat Islam dan Kristen. Jika tujuan anda berdakwah, apakah dulu Rasulullah juga melakukan hal seperti ini? Saya yakin Rasulullah mengajarkan akidah yang kuat dalam dakwahnya namun beliau tidak pernah mengajarkan untuk menyakiti hati orang lain termasuk non muslim. Jika tujuannya dakwah namun isinya menyakiti hati orang lain apakah akan tetap baik?
Bukan kebetulan tgl 12 Rabiul Awal tahun ini jatuh berdekatan dengan hari Natal. Itu terjadi atas kuasa Allah. Ini justru momentum yang baik untuk kita belajar lagi bagaimana dulu Rasulullah memperlakukan non muslim. Bukti cinta kepada Rasulullah itu bukan dengan membuat peringatan hari lahirnya, tapi dengan meneladani beliau. Percuma membuat peringatan hari lahir beliau tapi masih menyakiti hati sesama manusia. Yang ada tindakan seperti ini hanya akan menumbuhkan kebencian di hati non muslim. Kalau begini, tidak heran Islamophobia terus berkembang.
Yuk, kita dakwah dengan cara yang baik. Rasulullah saja mau menyuapi seorang Yahudi dengan kasih sayang meski ia dizalimi. Masa kita yang mengaku umatnya tidak bisa mencontoh akhlak beliau. Minimal kita bisa membantu menjaga keamanan dan kenyamanan saat non muslim beribadah agar mereka bisa fokus beribadah tanpa kekecewaan dan kebencian terhadap muslim akibat himbauan larangan ucapan Selamat Natal itu.
Sunday, December 20, 2015
Our Family Under Attack (1)
Saturday, November 14, 2015
Dunia Bising
Manusia berkumpul di dunia maya. Dunia yang bising hanya karena sesuatu yang viral. Musim yang ada di dunia maya cepat berganti, tak seperti musim semi, musim panas, musim gugur atau pun musim dingin. Dalam hitungan jam trending topik berganti. Kebisingan dalam dunia ini seperti terarah pada trending topik yang menjadi nomor wahid.
Sebuah insiden dapat membuat seseorang mengubah bendera negaranya. Apa yang hendak kau tunjukkan dengan bendera itu? Tagar #pray yang kau tuliskan apakah benar itu yang kau lakukan? Atau hanya sebuah hiasan? Apakah tagar itu kau selipkan dalam doamu ketika berkomunikasi dengan Tuhanmu?
Tak perlulah kau tunjukkan tagar itu kalau hanya sebagai pajangan belaka. Lisanmu kadang tak sejalan dengan tagarmu. Jarimu mengetik pray, namun lisanmu enggan melafalkannya. Tak perlulah kau ganti fotomu menjadi bendera atau lambang duka. Ku yakin di dalam hatimu kau ikut berduka. Lisanmu yang melantunkan doa apalagi sembunyi-sembunyi, itu lebih baik daripada sekedar tagar atau foto profil.
Janganlah kau pilih-pilih dalam berdoa. Sekarang kau tunjukkan #pray4paris namun kau bungkam pada yang lain. Bukankah sebaiknya doamu itu lebih general?
Tak perlulah kau menambah bising dunia maya dengan tagar dan kecamanmu kalau kau hanya bisa diam dan menutup mata dalam dunia nyatamu. Dunia bising itu hanya akan ramai untuk trending sekejap. Namun doamu dalam hening, tak perlu menunggu trending topik menjadi-jadi. Tak perlu berhenti hanya karena trending topik berganti. Doamu untuk bumi dan segala isi alam ini akan jauh lebih berarti.
Tuesday, November 3, 2015
Healer
Jalan ceritanya memang tidak sekuat Pinocchio, tapi memang drama ini sama-sama membuat SuMo a.k.a susah move on. Konflik dalam industri medianya kurang tergali dan terkesan membingungkan serta kurang fokus. Konfliknya melebar kemana-mana. Kalau hanya melihat jalan ceritanya saja, pasti akan terasa biasa saja. Tapi bumbu romansa manis ditambah penampilan kece Ji Chang Wook bikin drama ini menyihir penonton. Meski aku kurang suka pemeran utama wanitanya, si Healer ini sudah menghipnotis penonton dengan aksinya. Tapi drama ini terasa seperti City Hunter terutama bagian akhirnya. Selain itu, pemeran utama wanita yang sama-sama diperankan oleh Park Min Young selalu membuatku membandingkan drama ini dengan City Hunter. Overall, ini drama biasa tapi dengan pemeran utama pria yang tak biasa. Ga heran Ji Chang Wook jadi saingan Lee Min Ho dalam hal popularitas. Ga banyak analisis yang bisa dilakukan di drama ini dan ga ada dialog yang menarik perhatianku untuk dikutip. Tapi yang pasti, sosok Healer sudah mencuri hati ini. Another bias, maybe?
P.s. Soundtracknya bikin meleleh setiap kali mendengarnya. Emang deh MLTR jagonya bikin lagu cinta nan romantis.
Saturday, October 10, 2015
Pemeran Utama
Aku juga karakter utama. -She Was Pretty, ep 8-
Akulah karakter utama dalam cerita hidupku. Mungkin bagi orang lain aku hanyalah karakter pendukung. Meski hanya dipandang sebagai karakter pendukung, aku tetap layak mendapat sorotan layaknya karakter utama.
Dulu aku sering berpikir seperti ini saat bersama teman yang jauh lebih cantik, pintar dan menarik. Saat berjalan bersama teman macam ini, aku nampak seperti butiran debu yang tidak berarti. Di episode 8 ini, SWP benar-benar membuatku berpikir bahwa aku seperti Kim Hye Jin. Jika dibandingkan dengan Min Ha Ri sahabatnya, Hye Jin jauh dari kata menarik secara fisik. Tapi sebenarnya dia orang yang unik dan menarik jika kita menggali karakternya lebih dalam. Dibalik fisiknya yang tampak tidak menarik, ada pribadi yang ulet, cerdas, ceria dan banyak kelebihan lainnya yang tidak ditemukan dalam diri Ha Ri. Orang seperti Hye Jin ini awalnya seperti tak diharapkan namun orang yang telah mengenalnya pasti akan merasa kehilangan jika tidak ada dia.
Sejak dulu aku selalu punya prinsip bahwa kecantikan hati jauh lebih penting daripada kecantikan fisik. Mungkin terdengar seperti seorang pecundang yang berlindung dibalik kata-kata bijak. Ya, awalnya memang seperti itu. Aku seperti seorang pecundang dengan banyak kekurangan secara jasmani yang membela diri atas nama inner beauty. Aku seperti Hye Jin yang berkawan bahkan bersahabat dengan seorang wanita yang lebih cantik, cerdas dan populer. Ketika jalan bersama kawan macam ini, perhatian hanya tertuju pada kawanku ini. Aku hanya terlihat seperti seorang dayang-dayang. Aku benci setiap kali ada dalam situasi seperti ini. Tapi aku selalu berusaha menghibur diri dengan jurus ampuh inner beauty. Namun, seiring berjalannya waktu, temanku yang cantik, cerdas dan populer ini tak sesempurna yang aku bayangkan. Kenyataan bahwa dibalik kecantikan, kecerdasan dan ketenaran itu selalu terselip sifat dan sikap jelek dia yang menyebalkan membuat aku patah hati. Ia tak sesempurna putri-putri dari negeri dongeng. Aku berpikir bahwa aku telah salah menilainya. Kecewa, itu yang kurasa. Lama-lama aku meyakini bahwa memang betul kecantikan hati itulah yang paling utama.
Sejak itu, aku lebih percaya diri. Aku berusaha menjadi diriku sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Aku ingin menjadi pribadi ceria, cerdas dan menarik seperti karakter Kim Hye Jin. Biarlah orang lain menemukan kecantikan dari dalam hatiku bukan dari ragaku.