Sunday, May 31, 2015

Don't Say Good Bye

Ketika tulisan ini ditulis, mataku masih berair dan sembap. Rasanya tak ingin kuungkapkan sakitnya berpisah. Entah apakah tulisan ini akan dibaca mereka.

Seperti judulnya, aku memang tak ingin mengucapkan selamat tinggal pada mereka. Ya... Mereka yang kusayangi. Tapi aku telah sampai pada satu pilihan dan suatu titik dimana aku harus mengucapkan perpisahan meski ku tak ingin.

Perpisahan pertama adalah dengan anak-anak bimbinganku, Atmosis. Sejak awal aku agak menjaga jarak dengan mereka. Aq tak ingin jatuh cinta pada mereka karena aku tahu akan berat melepas mereka kelak jika aku terlanjur jatuh cinta. Hari demi hari, rapat demi rapat dan program demi program telah kami jalani. Awal aku mendampingi mereka banyak tantangan yang harus kuhadapi. Aq ingat ketika program pertama kami diadakan aku tak bisa mendampingi mereka karena kewajiban lain sebagai wali kelas. Seiring berjalannya waktu, konflik pun mulai muncul. Mulai dari isu VMJ, konflik kekompakkan tim, sampai menon-aktifkan salah satu anggota. Berat memang berat. Apalagi aku harus pintar-pintar membagi waktu dan perhatianku di sela-sela persiapan UN kelas 9. Alhamdulillah, aku memiliki anak-anak bimbingan yang tangguh. Aku kira mereka akan gampang menyerah karena beberapa kali aku marah dan pundung. Tapi nyatanya tidak. Itu terlihat dari bagaimana mereka sukses menggelar Palestine Day Februari lalu meski awalnya aku sempat menyangsikan dan mematahkan semangat mereka.

Ku kira aku bisa dengan mudah meninggalkan mereka karena sikapku yang keras. Tapi nyatanya tidak. Sepertinya aku telah jatuh cinta pada mereka. Berat rasanya harus meninggalkan mereka setelah Pensi kemarin. Ku pikir dengan mudah dapat mengucapkan salam perpisahan. Nyatanya ada yang hilang dari hatiku, seperti ada lubang yang menganga. Kosong. Seperti itulah rasanya.

Jika tulisan ini terbaca, ku ingin mereka tahu bahwa aku menyayangi mereka. Terima kasih atas satu periode (meski tak penuh) yang tak terlupakan. Maaf karena harus mengakhiri lebih dulu.

Kedua, ini yang paling berat. Perpisahan Galasix. Sebuah angkatan yang kucintai. Hmmmppp.... Hampir tiga tahun aku mendampingi mereka, khususnya akhwat Galasix. Akan sangat sulit mengucapkan selamat jalan kepada mereka. Maaf.... Hanya kata itu yang terucap. Maaf karena kalian pernah kena marah oleh saya. Maaf karena saya yang sensitif dan gampang pundung. Maaf karena saya belum bisa menjadi guru dan wali kelas yang baik selama ini. Maaf karena saya harus lulus lebih dulu daripada kalian. Maaf karena saya tak bisa ada saat pengumuman kelulusan kalian. Juga maaf kalau saat kalian wisuda nanti saya tak datang melihat kalian resmi menjadi alumni. Jika datangpun akan sangat sedih melepas kalian kelak. Selamat jalan kiddos. Love you so much. Selamat menempuh masa-masa yang kata orang the most unforgettable moment; masa SMA. Semoga ilmu yang telah kalian peroleh menjadi berkah bagi kalian dan orang lain.

P.s. Kalau bertemu di jalan, sapa aja ya. Aku mah gitu orangnya. Jalan teh fokus teuing jadi ga nyadar orang di sekeliling.

No comments:

Post a Comment