Showing posts with label enlightment. Show all posts
Showing posts with label enlightment. Show all posts

Sunday, August 20, 2017

Berlajar Mimpi dari Dorama

Rehat dari dunia drakor,  drama Jepang benar-benar mencuri perhatian dan membakar semangat untuk meraih mimpi. Sudah lama sekali berpaling dari drama Jepang. Rasanya terakhir kali menonton dorama itu saat kuliah saat nonton bareng Nodame Cantabile di kosan teman yang jadi basecamp untuk ngumpul. Drama Jepang memang punya kekhasan yaitu sarat pesan mewujudkan mimpi.  Seperti Nodame dan Chiaki yang bekerja keras mengatasi semua rintangan untuk mengejar mimpi mereka,  karakter-karakter dalam dorama memang digambarkan penuh semangat dalam meraih cita dan cinta.

Dua minggu ini, berawal dari jenuh akan drakor yang semakin absurd jalan ceritanya,  aku menemukan film Lies in April.  Awal nonton film ini benar-benar terasa seperti Nodame Cantabile. Suasana musik klasik mendominasi latar musik sepanjang film.  Namun,  akhir cerita film ini terasa seperti One Litre of Tears.  Rasa manis dan haru dibalut semangat meraih mimpi menghiasi film ini. Pemain utama prianya (klise memang) benar-benar menarik.  Seperti biasa,  kalau sudah suka sama satu aktor,  judul lain yang dibintangi sang aktor pasti diburu.  Mulailah berburu film dan dramanya Yamazaki Kento. Banyak juga film yang dibintangi Kento. Ternyata ini bukan pertama kalinya aku menonton filmnya Kento.  Sebelumnya sudah pernah menonton Another tapi saat itu tak begitu tertarik. Akhirnya dimulailah maraton film mulai dari Wolf Girl and Black Prince,  LDK sampai Heroine Shikkaku.  Masih ada dua film lagi dalam antrian.

Sebelum sempat menyelesaikan film yang tersisa,  aku tertarik menonton A Girl and Three Sweethearts.  Drama ini bercerita tentang patissier yang dipecat dari toko kue di Tokyo dan akhirnya mendapat pekerjaan di kota lain berkat bantuan teman (cinta pertamanya lebih tepatnya). Sekali mendayung dua tiga pulau terlalui.  Sambil bekerja sambil mengupayakan cinta pertamanya. Di awal drama sempat terkecoh dengan pemeran pria utama. Aku pikir Kento yang memerankan cinta pertamanya.  Tapi ternyata cinta pertamanya sang patissier cuma second lead saja.  Cerita berputar pada tantangan-tantangan yang dihadapi patissier dalam hal karir dan cinta.  Tak hanya itu,  drama ini kental dengan nuansa bromance dimana 3 pria, Shibayashi bersaudara menghadapi konflik keluarga dan persaudaraan mereka diuji.

Beralih dari A Girl and Three Sweethearts,  aku berburu Kento di IG dan mendapati cuplikan drama Mare.  Dari semua peran dia yang kutonton (kebanyakan dia berperan sebagai cowok dingin, angkuh tapi penuh perhatian), karakter dalam drama Mare ini paling berbeda.  Terlihat lebih realistis dan menyenangkan. Ternyata drama ini layaknya drakor seri Reply. Sebuah drama tentang keluarga,  persahabatan dan cinta.  Uniknya dalam setiap konflik yang terjadi sebagian besar masalah adalah tentang mewujudkan mimpi bagi keluarga.  Dari drama ini aku berpikir tentang mimpi apa yang ingin kuraih sebenarnya, apa yang telah aku lakukan dan apa yang harunya aku lakukan. Sebuah drama untuk introspeksi diri kupikir.  Berbeda dari A Girl and Three Sweethearts yang berjumlah 10 episode,  drama Mare ini berjumlah 156 episode.  Whooooaaaaaa!!!!!  Banyak sekali bukan?! Tapi untungya setiap episode hanya berdurasi 15 menit. Jadi tidak terlalu panjang untuk diikuti.  Saat ini aku baru mencapai episode 140 dalam waktu 3 hari.  Mungkin akan selesai malam ini. 

Setidaknya dua minggu ini aku belajar banyak dari dorama Jepang. Tak hanya belajar, tapi merasa ditampar. Bangun Gonissh!!!!  Apa kabar mimpi-mimpimu?  Apa kabar rencana sekolah pascamu?  Apa kabar beasiswa yang ingin kau raih?  Apa kabar dengan negeri lain yang ingin kau jelajahi?  Ah semoga tahun ini aku benar-benar bisa mewujudkan setidaknya salah satu mimpiku seperti karakter-karakter wanita dalam dorama Jepang itu.

Thursday, December 24, 2015

Toleransi Antara Natal dan Maulid Nabi

Semoga di malam natal ini tidak terjadi insiden apapun dan teman-teman yang Kristiani bisa menjalankan ibadah dengan lancar. Jika tidak bisa mengucapkan 'Selamat Natal' saya rasa tidak sepantasnya pula memajang himbauan larangan mengucapkan Selamat Natal di media sosial. Kita bisa memilih untuk diam dan tidak mengucapkan Selamat Natal, namun jangan sampai memprovokasi dan memperuncing perbedaan dengan himbauan tersebut di media sosial. Bukankah lebih baik menuliskan harapan untuk keamanan dan kedamaian selama teman-teman umat agama lain beribadah sehingga bisa terjalin kerukunan dan silaturahim yang baik?

Lagipula, kenapa yang digaungkan untuk dilarang hanya Selamat Natal saja? Bagaimana dengan perayaan agama lain seperti Nyepi, Galungan, Waisak dan Imlek? Apa karena mereka lebih minoritas jadi jarang sekali digaungkan himbauan seperti itu? Jika ingin adil, seharusnya himbauan seperti itu yang mereka pampang saat ini juga mereka pampang saat hari besar agama lainnya.

Saya pribadi melihat himbauan larangan ucapan Selamat Natal ini lebih berpotensi untuk memecah belah umat Islam dan Kristen. Jika tujuan anda berdakwah, apakah dulu Rasulullah juga melakukan hal seperti ini? Saya yakin Rasulullah mengajarkan akidah yang kuat dalam dakwahnya namun beliau tidak pernah mengajarkan untuk menyakiti hati orang lain termasuk non muslim. Jika tujuannya dakwah namun isinya menyakiti hati orang lain apakah akan tetap baik?

Bukan kebetulan tgl 12 Rabiul Awal tahun ini jatuh berdekatan dengan hari Natal. Itu terjadi atas kuasa Allah. Ini justru momentum yang baik untuk kita belajar lagi bagaimana dulu Rasulullah memperlakukan non muslim. Bukti cinta kepada Rasulullah itu bukan dengan membuat peringatan hari lahirnya, tapi dengan meneladani beliau. Percuma membuat peringatan hari lahir beliau tapi masih menyakiti hati sesama manusia. Yang ada tindakan seperti ini hanya akan menumbuhkan kebencian di hati non muslim. Kalau begini, tidak heran Islamophobia terus berkembang.

Yuk, kita dakwah dengan cara yang baik. Rasulullah saja mau menyuapi seorang Yahudi dengan kasih sayang meski ia dizalimi. Masa kita yang mengaku umatnya tidak bisa mencontoh akhlak beliau. Minimal kita bisa membantu menjaga keamanan dan kenyamanan saat non muslim beribadah agar mereka bisa fokus beribadah tanpa kekecewaan dan kebencian terhadap muslim akibat himbauan larangan ucapan Selamat Natal itu.

Sunday, December 20, 2015

Our Family Under Attack (1)


                “My family, your family, our familly are under attack.” Kalimat ini dengan lantangnya disuarakan Bu Elly Risman saat membuka seminar parenting dengan tema “Mempersiapkan Anak Tangguh di Era Digital”. Mendengar ucapan Bu Elly yang bernada peringatan keras ini, saya membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk menyimak ilmu yang sangat bermanfaat ini. Bu Elly mengungkapkan bahwa orang tua saat ini tidak bisa dengan santainya menganggap bahwa anak-anak mereka baik-baik saja. Banyak pula orang tua yang tidak siap menjadi orang tua. Untuk menjadi orang tua, kita tidak bisa menimba ilmunya melalui bangku sekolah. Karena itu, ilmu dari seminar parenting ini setidaknya akan menjadi bekal bagi saya ketika kelak menjadi orang tua.
                Ketidaksiapan orang tua menjadi orang tua menjadi salah satu celah ancaman bagi keluarga kita. Ketidaksiapan menjadi orang tua disebabkan karena orang tua tidak menguasai tahapan perkembangan anak dan bagaimana cara otak bekerja. Dua hal mendasar ini akan berpengaruh pada kepribadian dan masa depan anak. Salah satu bentuk ketidaksiapan orang tua terlihat dari cara bicara mereka. Bu Elly mengungkapkan ada 8 kekeliruan dalam komunikasi:
      1.       Bicara tergesa-gesa
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang tua, khususnya ibu digambarkan cerewet dan bawel. Lihatlah bagaimana ketika orang tua mengomel pada anak-anaknya. Umumnya, orang tua bicara begitu cepat dan panjang lebar. Ini salah satu bentuk kekeliruan dalam berkomunikasi. Bicara panjang lebar dan tergesa-gesa akan menghasilkan masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
2.     Tidak kenal diri sendiri
Sangat mudah bagi kita untuk menggambarkan orang lain yang kita kenal. Namun, sulit bagi kita untuk menggambarkan diri sendiri. Hal ini dikarenakan kita tidak mengenal diri sendiri.
      3.       LUPA bahwa setiap individu itu UNIK
Selain tidak mengenal diri sendiri, kita seringkali lupa bahwa setiap individu memiliki keunikannya masing-masing. Seorang anak akan membawa setidaknya 350 sifat dari ayahnya dan 350 sifat dari ibunya. Kita tidak tahu sifat mana yang akan muncul lebih dominan. Sifat-sifat yang muncul ini tentunya berbeda untuk setiap anak yang bersaudara meski mereka sama-sama mewarisi sifat bawaan dari ayah dan ibunya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu itu unik.
      4.       Kebutuhan dan kemauan BERBEDA
Seringkali kita tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan kemauan. Kita bertindak lebih banyak sesuai kemauan bukan kebutuhan. Hal ini menjadi faktor kekeliruan orang tua dalam berkomunikasi.
      5.       Tidak bisa membaca bahasa tubuh
Orang tua dituntut untuk bisa membaca bahasa tubuh yang ditunjukkan anak. Kegagalan dalam berkomunikasi bisa jadi akibat orang tua yang tidak mampu membaca bahasa tubuh anak.
      6.       Tidak mendengar perasaan
Selain bahasa tubuh, orang tua juga harus mampu mendengar perasaan anaknya. Ketidakmampuan orang tua memahami perasaan anaknya maka komunikasi dengan anak tidak dapat terjalin dengan baik.
      7.       Kurang mendengar aktif
Saat orang tua bicara dengan anak, biasanya orang tua akan menjadi pihak yang lebih aktif berbicara daripada mendengarkan. Seharusnya, orang tua lebih banyak mendengar daripada berbicara.
     8.       Cara bicara yang keliru
Umumnya, orang tua bicara menggunakan gaya bicara yang tidak tepat terhadap anaknya. Setidaknya ada 12 gaya bicara populer yang biasa dilakukan oleh orang tua: memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap/melabeli, mengancam, menasehati, membohongi, menghibur, mengkritik, menyindir, dan menganalisa.

Kekeliruan ini dapat berakibat buruk terhadap anak. Bu Elly menyebutkan bahwa kekeliruan ini dapat melemahkan konsep diri anak, membuat anak diam, melawan, menentang, tidak peduli dan sulit diajak bekerja sama, merasa tidak berharga dan tidak percaya diri serta tidak terbiasa berpikir, memilih dan mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.


Saturday, November 14, 2015

Dunia Bising

Manusia berkumpul di dunia maya. Dunia yang bising hanya karena sesuatu yang viral. Musim yang ada di dunia maya cepat berganti, tak seperti musim semi, musim panas, musim gugur atau pun musim dingin. Dalam hitungan jam trending topik berganti. Kebisingan dalam dunia ini seperti terarah pada trending topik yang menjadi nomor wahid.

Sebuah insiden dapat membuat seseorang mengubah bendera negaranya. Apa yang hendak kau tunjukkan dengan bendera itu? Tagar #pray yang kau tuliskan apakah benar itu yang kau lakukan? Atau hanya sebuah hiasan? Apakah tagar itu kau selipkan dalam doamu ketika berkomunikasi dengan Tuhanmu?

Tak perlulah kau tunjukkan tagar itu kalau hanya sebagai pajangan belaka. Lisanmu kadang tak sejalan dengan tagarmu. Jarimu mengetik pray, namun lisanmu enggan melafalkannya. Tak perlulah kau ganti fotomu menjadi bendera atau lambang duka. Ku yakin di dalam hatimu kau ikut berduka. Lisanmu yang melantunkan doa apalagi sembunyi-sembunyi, itu lebih baik daripada sekedar tagar atau foto profil.

Janganlah kau pilih-pilih dalam berdoa. Sekarang kau tunjukkan #pray4paris namun kau bungkam pada yang lain. Bukankah sebaiknya doamu itu lebih general?

Tak perlulah kau menambah bising dunia maya dengan tagar dan kecamanmu kalau kau hanya bisa diam dan menutup mata dalam dunia nyatamu. Dunia bising itu hanya akan ramai untuk trending sekejap. Namun doamu dalam hening, tak perlu menunggu trending topik menjadi-jadi. Tak perlu berhenti hanya karena trending topik berganti. Doamu untuk bumi dan segala isi alam ini akan jauh lebih berarti.

Sunday, November 23, 2014

Berkawan Kegagalan

Pertama jadi scholarship hunter mulai dari SMP. Terhitung sudah 13 kali proses yang sudah ku jalani. Proses melengkapi berkas itu sudah biasa. Tes ini itu pun demikian. Percobaan pertama langsung gagal. Masih hijau banget. Kedua kali mencoba tingkatannya naik tapi masih gagal. Ketiga kali nyoba, tembus sampai tahap 2 namun berakhir dengan kegagalan. Coba lagi untuk melanjutkan pendidikan tapi hanya iseng-iseng ikutan temen. Eh, malah masuk. Padahal inginnya masuk ke universitas lain. Tapi dengan segala pertimbangan tidak ku sia-siakan keberuntunganku ini. Usaha ke lima dengan lingkup yang lebih luas selalu gagal di tahap wawancara. Lebih parah lagi usahaku akhir-akhir ini seleksi berkas pun tak lolos. Jadi sebenernya selama ini cukup berkawan baik dengan KEGAGALAN. Down? Banget, tapi penasaran. Makanya coba lagi dan coba lagi. Kalau gagal setidaknya bisa mengukur diri: mengukur potensi dan kekurangan. Tapi tak lantas berpuas diri atau merasa rendah diri. Harus berani mengevaluasi dan mencoba lagi. Mogok tentu pernah. Pernah hilang hasrat dan semangatku. Tapi selalu saja rasa penasaran yang membuatku bangkit dan mencoba lagi. Selama ini baru menjadi seorang dream chaser. Tak apalah. Suatu hari aku akan menjadi dream catcher, catching my dreams of course. Akan ku tangkap dan ku peluk erat mimpiku itu sehingga takkan pernah terlepas lagi. Jadi, siapa takut berkawan dengan kegagalan?

Sunday, November 16, 2014

Teenagers' interest : Fanficiton and Role Play

Dua tahun belakangan berkecimpung di dunia pendidikan di lingkungan remaja usia SMP. Kebetulan murid-murid saya seangkatan dengan kedua keponakan yang sudah remaja. Pada masa itu banyak hal yang saya pelajari dari polah remaja ini. Ada dua hal yang menarik perhatian saya yang sedang menjadi tren di kalangan remaja putri yakni Fanfiction dan Role Play. Dua hal ini cukup baru bagi saya.

Fanfiction
Untuk memulai topik kali ini saya mencoba memulainya dengan menyajikan definisi fanfiction (selanjutnya disebut FF) berdasarkan wikipedia.
"Fan Fiction adalah sebuah cerita
fiksi yang dibuat oleh penggemar
berdasarkan kisah, karakter atau
latar yang sudah ada. Fanfic bisa
berlaku untuk film, komik, novel ,
selebritis dan karakter terkenal
lainnya. Terkadang sejumlah fanfic
menyertakan penulisnya atau
nama orang lain sebagai karakter
cerita (sering disebut OC atau
original character), ada pula yang
tidak."
Ditilik dari namanya, FF ini adalah fiksi yang dibuat oleh fans atau penggemar. Ini seperti media bagi fans untuk mengembangkan cerita berdasarkan film, drama seri, novel dll sesuai dengan imajinasi fans itu sendiri. Sebenarnya ini merupakan ruang kreativitas yang baik apalagi FF ini bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi seorang penulis dengan karya aslinya. Namun, ada beberapa kasus penyimpangan yang dialami oleh remaja yang saya temui yang berhubungan dengan FF ini. Saya coba mencari tahu lebih jauh dan membaca beberapa judul FF. Awalnya saya tertarik mengikuti, tapi lama kelamaan kebanyakan karya FF yang saya baca selalu menggambarkan adegan ciuman dll yang tidak patut dibaca oleh remaja. Akhirnya saya mengerti kenapa FF ini memberi dampak negatif pada remaja. Tidak hanya adegan terlarang tapi FF juga sering berisi adegan kekerasan dan ceritanya pun rawan kasus disorientasi seksual untuk beberapa jenis.

Role Player
Role Player atau yang populer disebut RP bukanlah seperti bermain peran dalam drama pada umumnya. RP ini lebih mengacu kepada seseorang yang berperan menjadi orang lain di dunia maya. Pelaku RP ini biasanya memiliki satu akun atau lebih dimana ia menjadi pribadi yang berbeda dengan jati dirinya sendiri. Selain menjadi orang yang berbeda, pelaku RP ini acapkali mengubah gender mereka saat bermain peran ini. Banyak remaja yang mulai keranjingan bermain RP ini. Umumnya mereka menggunakan nama-nama tokoh idolanya mulai dari idola Korea, Jepang sampai Hollywood.
Menurut saya pribadi, tingkah laku remaja ini sudah menimbulkan kerugian. Saya menemukan beberapa kasus pada murid saya dimana ia mengalami penyimpangan dalam tingkah lakunya. Umumnya, sikap pelaku akan berbeda dari dunia nyata. Di dunia maya yang biasanya maceuh, banyak di antara mereka yang aslinya pendiam. Mereka seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda. Lebih jauh lagi, RP ini dapat mempengaruhi ketertarikan terhadap lawan jenis. Ada beberapa kasus yang saya jumpai dimana pelaku lebih menyukai teman sesama jenis. Mungkin memang belum separah disorientasi seksual tapi jika dibiarkan hal ini bukan tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, sudah selayaknya kegiatan RP ini diawasi oleh orang tua.

Kedua kegiatan yang sedang ngehits di kalangan remaja ini sudah selayaknya mendapat perhatian khusus dari orang tua dan guru di sekolah. Melakukan pendampingan saat remaja bermain dengan gadgetnya bisa jadi salah satu cara mengawasi tingkah laku mereka. Mungkin banyak remaja yang merasa privasinya terganggu, tapi bagi saya jika orang tua wajib memantau privasi remaja sampai setidaknya mereka sudah cukup dewasa dan bijaksana.

Monday, November 10, 2014

Bahaya Miskom

Ga nyangka... Gara-gara miskom efeknya bisa mengubah suasana lingkungan kerja. Gara-gara miskom yang ga sampe sebaskom bisa bikin orang negative thinking sampe menjurus ke fitnah.
Pantesan banyak pasangan cerai gara-gara miskom. Banyak sahabat menjadi musuh gara-gara miskom. Emang apaan sih miskom itu? Kalau baskom mah keliatan wujudnya, lah kalau miskom?

Miskom itu adalah ketika lo tidak menyampaikan sesuatu yang seharusnya lo sampaikan. Karena lo ga menyampaikan sesuatu tadi akhirnya banyak orang punya interpretasi sendiri yang akhirnya menyebabkan gagal paham atau salah fokus.

Miskom bisa juga berarti lo salah menginterpretasikan hal yang disampaikan dan membuat makna dari sebuah ujaran menyimpang.

Miskom itu adalah ketika lo lagi kangen sama si kokom. Whaaaaattttt? Ini sih salah fokus!!!

Nah, itu tuh beberapa versi penjelasan si miskom. Gue yakin lo ga bakalan milih definisi terakhir.

Terus gimana caranya biar ga miskom? Nah, ntu dia... Gue belom tahu teori yang benernya pegimana. Tapi gue sendiri punya trik-trik nih.

Saat lo ngomong sama orang lain lo harus FOKUS. Sekali aja gagal fokus lo bisa gagal paham sama arah pembicaraan. Terus coba baca arah pembicaraan dan maksud dari yang tersurat dan tersirat.

Kemudian, perluas deh cara pandang lo akan sebuah masalah. Coba liat masalah dari sudut pandang lawan bicara lo. Kadang sulit memahami jalan pikiran orang lain kalau kita ga berada dalam situasi lawan bicara kita.

Kalau gue sih, daripada miskom mending makan misro. Salah fokus lagi!!! Yaaa kalau ga mau miskom, keterbukaan solusinya. Selain itu lo harus menguasai teknik komunikasi yang baik... Biar pada ga gagal paham.

Nah, sekian deh kenalan ama miskomnya. Moga lain kali pada ga gagal paham ye... Atau jangan-jangan lo yang baca blog ini juga gagal paham sama isi tulisan ini? Moga tidak yeeee....

Tuesday, January 17, 2012

A story of shoes




Teringat salah satu dialog di BBF tentang arti sepatu bagi wanita. Katanya sepatu itu sangat penting bagi wanita karena sepatu akan membawa wanita kemana pun wanita itu pergi. Sepatu yang cantik diharapkan dapat membawa seorang wanita ke tempat yang indah dan baik untuknya. 
Sepatu itu layaknya simbol perjalanan hidup. Banyak banget film-film asia yang menggambarkan sepatu layaknya perjalanan hidup. Seperti shaolin soccer yang menggambarkan bagaimana kekuatan dari sepatu usang. Saat sepatu itu sudah tak lagi dipakai, pemilik sepatu itu seperti kehilangan kekuatan. Namun saat ia memakai lagi sepatu yang usang itu kekuatannya seolah muncul kembali. Bayangkan bagaimana sepasang sepatu begitu pentingnya. Sepatu selalu setia menemani orang yang memakainya kemana pun kaki orang itu melangkah. Seperti halnya woody di film toy story, kalau sepatu bisa bicara, ia akan berkata betapa bahagianya ia dapat menemani langkah kaki pemiliknya. Tapi ia pun akan sedih kalau hanya disimpan rapi di dalam kotak sepatu. 
selain itu, bagi wanita pun, momen-momen romantis dapat terjadi hanya karena  sepatu. Di beberapa adegan drama atau video klip korea, adegan dimana seorang pria mengikatkan tali sepatu kekasihnya dianggap romantis oleh wanita. Memang adegan ini dianggap adegan sederhana yang sarat akan romance. 
Lagi, hanya dengan sepasang sepatu. Ternyata sepatu itu punya cerita yang berbeda dalam penggunaannya.

Saturday, December 4, 2010

Sebuah identitas....

Ketika ditanya tentang identitas, hal apakah yang terlintas dalam kepala anda?
Mungkin pikiran kita akan melintas KTP dengan cepat....atau mungkin nama?

Sekarang ini ternyata dalam segala hal identitas itu sangat penting.
Dalam bernyanyi, kita perlu memiliki ciri yang menjadi identitas.
Dalam menulis, identitas kita terlihat dari bahasa yang kita gunakan
Begitu juga dalam aktivitas lainnya.
Nampaknya memang dalam segala hal, identitas itu memang penting.

apapun jurusannya, tujuannya tetap satu...

Teringat kata-kata guru matematika di SMA. Tujuan matematika itu pada dasarnya simple kok..
matematika itu cuma untuk melatih otak dan cara berpikir kita...

ternyata ga cuma matematika...
belajar bahasa pun ternyata hanya untuk melatih cara berpikir kita agar bisa melihat satu masalah dari berbagai sudut pandang....

Tuesday, November 23, 2010

Preamble

Meskipun judulnya preamble, tapi ini bukan preamble seperti yang ada di UUD 1945. Tulisan ini hanya semacam ucapan selamat datang buat kalian yang dah terlanjur masuk (wedew, kesannya terpaksa gituh...) ke blog ini. Blog ini sengaja saya beri judul 'goblog sarerea' bukan untuk mendoakan kalian yang baca tulisan dalam blog ini biar jadi goblog dalam arti sesungguhnya. Justru blog ini mudah-mudahan bisa bikin kita (saya juga termasuk lho) belajar goblog barengan. Kalo kata Bob Sadino nih, terkadang kita harus belajar menjadi goblog dalam hidup ini. Nah, dalam rangka mencari ilmu, blog ini mudah-mudahan bisa menjadi salah satu tempat buat kita mencari ilmu. Ngeblog sambil share ilmu gituh... So, what are you waiting for guys? Mari kita goblog sarerea.....