Tuesday, July 14, 2015

Idul Fitri: Momen Mengukuhkan Posisi

Apa makna dari Idul Fitri? Perayaan kemenangan? Momen silaturahmi? Saatnya berbagi? Rasanya ada makna lain selain yang telah disebutkan tadi.

Idul Fitri merupakan momen silaturahmi dimana banyak orang melakukan kunjungan ke sanak saudara, kerabat dan kolega. Momen ini juga dipakai untuk menggelar open house oleh beberapa orang. Pertanyaannya, siapakah yang berkunjung dan dikunjungi? Lalu orang seperti apa yang menggelar open house?

Kebanyakan orang yang dikunjungi adalah orang yang dituakan seperti orang tua, paman, bibi, kakak tertua, dsb. Tapi apa memang hanya memandang usia atau posisi dalam keluarga? Saya rasa tidak. Ada sebagian orang yang mengungjungi berdasarkan power yang lebih besar baik itu power dalam arti kedudukan atau harta. Selain itu faktor kedekatan atau keakraban pun mempengaruhi. Meski ada seseorang yang dituakan namun tidak memiliki power, jika ia memiliki kedekatan yang tinggi maka ia pun akan dikunjungi. Lantas bagaimana kalau tidak memiliki power dan kedekatan meski ia dituakan? Ya, jangan harap dikunjungi. Ia bisa mengunjungi untuk sekedar bersilaturahmi atau sekedar menunjukkan eksistensi.

Disamping hal kunjungan ini, gelaran open house tak kalah menarik untuk dicermati. Siapakah yang biasanya menggelar open house? Tak jauh berbeda dengan kasus di atas, tuan rumah open house biasanya adalah seseorang yang memiliki kekuasaan, kedudukan, materi berlimpah, popularitas dan sebagainya. Bagi orang-orang yang tidak memiliki hal di atas biasanya hanya akan menjadi tamu dalam acara open house tersebut. Karangan bunga, bingkisan, parsel hanya ditujukan bagi orang-orang penting yang kebanyakan adalah tuan rumah open house tersebut, ya kecuali bingkisan lebaran yang diterima pegawai.

Dua kasus diatas sebenarnya menggambarkan bahwa Idul Fitri di mana kita kembali suci tetap saja diwarnai oleh hal duniawi yang tak akan dibawa mati. Buat apa banyak parsel diterima kalau ia tak pernah berbagi. Buat apa ia berbagi kalau hanya ingin dipuji. Buat apa ia dikunjungi kalau tak pernah mengunjungi. Setiap tahunnya selalu ia yang dikunjungi tanpa pernah mengunjungi orang lain dibawahnya. Jika memang niatnya menjalin silaturahmi kenapa tak setiap tahun tuan rumahnya berganti? Jadi, mungkin saja Idul Fitri ini hanya momen mengukuhkan posisi.

No comments:

Post a Comment